Introduction of Instructional Design

Chapter 1

PENDAHULUAN RANCANGAN PEMBELAJARAN

 

  1. Rancangan Pembelajaran Sistem Pendekatan Model Dick-Carey

Aktifitas sebagai tenaga pengajar tidak akan lepas dari yang namanya proses pengajaran. Proses pengajaran disini sangat penting karena hal ini yang menentukan tingkat pemahaman peserta didik terhadap apa yang guru sampaikan. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai Rancangan Pembelajaran Sistem Pendekatan oleh walter Dick dan Lou Carey. Sebelum kita membahas mengenai hal tersebut, terlebih dahulu kami akan membahas mengenai apa itu Rancangan pembelajaran atau Desain Instruksional.

Menurut Gafur dalam Soeharto ( 1988: 12) definisi desain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.  Termasuk didalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar.

Rancangan bahan pembelajaran dan lingkungan belajar bisa berpedoman pola pikir dan prosedur yang berbeda ( Molenda& Boling, 2008:103).Rancangan pembelajaran dapat dijadikan titik awal upaya perbaikan kualitas pembelajaran.  Ini berarti bahwa perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dari perbaikan kualitas desain pembelajaran dan merancang pembelajaran dengan pendekatan sistem (Degeng, 1999: 2).  Rancangan sistem pembelajaran merupakan proses sistematik yang dilakukan dengan menerjemahkan prinsip prinsip belajar dan pembelajaran untuk diaplikasikan ke dalam bahan ajar dan kegiatan pembelajaran (Pribadi, 2009: 82).Rancangan Pembelajaran merupakan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.  Termasuk didalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar.

Jadi, Rancangan Pembelajaran adalah sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan sistem pembelajaran. Pendekatan sistem dalam pembelajaran lebih produktif untuk semua tujuan pembelajaran di mana setiap komponen bekerja dan berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen seperti guru, peserta didik, materi, kegiatan pembelajaran, sistem penyajian materi, dan kinerja lingkungan belajar saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil pembelajaran peserta didik yang dikehendaki.

Pengembangan pembelajaran merupakan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Twelker,1972).Pengembangan pembelajaran  adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah-masalah pembelajaran atau, setidak-tidaknya, dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan.Hasil akhir dari pengembangan pembelajaranialah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten telah dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Pandangan yang lebih kontenporerdaripembelajaranbahwa,proses sistematis yang ada disetiapkomponen (seperti: Guru, Murid, Bahan ajar, danlingkunganpembelajaran) merupakan komponen yang pentingsekaliuntukkesuksesanpembelajaran.  Selanjutnya, mari kitapertimbangkanapaartidarisebuah sistem, kemudianmempertimbangkanpendekatan system. Istilah sistem secara teknis adalah kumpulandariketerkaitanbagiaan-bagian, semua yang dikerjakanbersamaterhadapgambaransebuahtujuan.Bagian-bagiandari sistem bergantungsatusama lain untuk input dan output, danseluruh sistem menggunakanumpanbalikuntukmenentukanjikatujuan yang diingankantercapai. Jikatidaktercapai, kemudian sistem tersebutdimodifikasisampaimencapaitujuan.

Seperticontoh, perhatikan sistem pemanasataupendingin di rumah yang terdiridariberbagaikomponen yang bekerjabersamauntukmenghasilkanpanasdandingin. Alatpengaturpanasadalahmekanismearusbalik (umpanbalik) melalui thermometer secarakonstanmemeriksasuhudantanda sistem ketikalebihpanasataudingin yang diperlukan.Ketikamenginginkansuhunaik, sistem mematikandirinya. Lalu bagaimanahubungannyadenganpengajaran?

Pertama, proses pembelajaranitusendiribisa  dipandangsebagai sistem.Tujuandari sistem adalahuntukmembawatentangpembelajaran.Bagiandari sistem adalahmurid, guru, bahan ajar pembelajaran, danlingkunganpembelajaran.Komponen-komponen sistem mempengaruhiurutanuntukmencapaitujuan.Contoh: Seorang guru mereviewcontohmasalah di bukuajaratau manual denganparapesertadidik di dalamkondisikelas yang diam. Untukmenentukanapakahpembelajararan yang berlangsungmengambilruanguntuk test yang telahdiatur.

Hakikat pendekatan sistem adalah membagi proses perencanaan pembelajaran kedalam langkah langkah, menyusun langkah langkah secara logis dan menggunakan hasil tiap tiap langkah sebagai masukan langkah berikutnya ( Molenda& Boling, 2008:104).Ada banyak model desain yang menggunakan pendekatan sistem. Desain tersebut berbeda dalam jumlah  dan nama langkah langkahnya, serta fungsi masing masing langkah yang direkomendasikan (Molenda & Boling, 2008:110).

Komponen sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey  dalam Dick, et al,. (2001) terdiri atas :

  1. Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goal(s)).
  2. Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis).
  3. Analisis Pembelajar dan Lingkungan (Analyze Learners and Contexts).
  4. Merumuskan Tujuan Performansi (Write Performance Objectives).
  5. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop Assessment Instruments).
  6. Pengembangan Siasat Instruksional (Develop Instructional Strategy).
  7. Pengembangan atau Memilih Material Instruksional (Develop and Select Instructional Materials).
  8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction).
  9. Revisi Instruksional (Revise Instruction).
  10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct Summative Evaluation).

Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dan Carey terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar.  Dick dan Carey memasukan unsur kognitif dan behavioristik yang menekankan  pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan.

Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis yang menyeluruh. Hal ini dipelukan untuk dapat menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi  masalah-masalah pembelajaran.

  1. Langkah pengembangan desain Instruksional menurut Dick dan Carey:
  2. Identifikasi Tujuan Instruksional

Disini yang dilakukan adalah menetapkan model apa yang kita inginkan untukpeserta didikagarmereka bisamemenuhi instruksi guru. Definisi dari tujuan instruksional mungkin berasal Tujuan instruksional dapat berasal dari daftar tujuan, dari penilaian kebutuhan, dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar siswa, dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan, atau dari beberapa persyaratan lain untuk instruksi baru.

  1. Mengadakan Analisis Instruksional

Setelah kita mengidentifikasi di tujuan intruksional, kita akan menentukan langkah- langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya. Langkah terakhir dalam proses analisis instruksional adalah untuk mengetahui  keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku entri, yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai instruksi yang diberikan. Disini nantinya akan ditunjukkan diagram yang menunjukkan hubungan antara semua keterampilan yang telah teridentifikasi.

  1. Identifikasilah Perilaku dan Karakter (Analisis Peserta Didik)

Selain menganalisis tujuan instruksional, ada juga analisis paralel dari peserta didik, konteks di mana mereka akan mempelajari atau menggali keterampilan, dan di mana mereka akan menggunakan keterampilannya tersebut. Keterampilan peserta didik, preferensi, dan sikap ditentukan bersama dari pengaturan karakteristik instruksional dan ketentuan di mana keterampilan tersebut akan digunakan. Hal ini merupakan informasi penting untuk membentuk langkah-langkah berikutnya, terutama langkah dalam strategi pembelajaran.Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa.

  1. Tulislah Tujuan Performansi atau Kinerja

Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan perilaku masuk, kita akan menulis laporan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik ketika mereka menyelesaikan instruksi dari kita. Laporan yang berasal dari ketrampilan yang diidentifikasi dalam analisis instruksional, akan diidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang berhasil.

  1. Menulis Butir-Butir Tes (Mengembangkan Instrumen Penilaian)

Berdasarkan tujuan yang telah kita tulis, kita dapat mengembangkan penilaian item dan mengukur  kemampuan para peserta didik dalam melakukan apa yang kita gambarkan atau yang telah kita sampaikan. Penekanan utama ditekankan pada penilaian yang berhubungan/berkaitan dengan jenis perilaku yang dijelaskan dalam tujuan untuk penilaian yang dibutuhkan.

  1. Mengembangkan Strategi Instruksional

Berdasarkan informasi dari lima langkah sebelumnya, mengidentifikasi strategi yang akan kita gunakan dalam instruksi kita untuk mencapai tujuan akhir. Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya.Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran.Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.

Menentukan aktifitas instruksional yang membantu dalam pencapaian tujuan. Dimana, strategi tersebut akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan lewat aktivitas. Misalnya membaca, mendengarkan, hingga eksplorasi internet.Aktifitasinstruksional ini dapat dikembangkan oleh instruktur sesuai dengan latar belakang, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik atau bisa saja peserta didik menggabungkan pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk membentuk pemahaman baru. Proses pembelajaran juga dapat dilakukan secara berkelompok atau individual.

  1. Mengembangkan Materi Pengajaran

Tahap ini akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan materi pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa, materi, tes dan panduan guru.Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar guru. Bagian ini berkaitan dengan media yang digunakan untuk proses pembelajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk peserta didik, bahan pelajaran, tes dan panduan guru. Media pembelajaran dapat berupa pemberian materi/perkuliahan, pemberian tugas, powerpoint, internet, paket computer-assisted-instruction, dan sebagainya. Permasalahan terletak pada penentuan media yang tepat untuk mencapai tujuan dan hal ini tidak sama untuk setiap peserta didik.

  1. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Adakan Tes)

Setelah selesai  menyelesaikan rancangan dari instruksi, serangkaian evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana cara meningkatkan kualitas suatu instruksi. Data-data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif: uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation).Setiap jenis evaluasi menyediakan berbagai jenis informasi yang berbeda yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu suatu instruksi. Selain itu, Evaluasi ini juga dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran. Evaluasi ini dapat dilakukan, misalnya, dengan cara mewawancarai setiap peserta didik.

  1. Mengubah Instruksi/Rancangan Pengajaran

Langkah terakhir (dan langkah pertama dalam siklus berulang) yang merevisi instruksi.Data dari evaluasi formatif dirangkum dan diinterpretasikan untuk mencoba mengidentifikasi kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam mencapai tujuan dan kesulitan peserta didik tersebut berhubungan dengan kekurangan dalam instruksi. Garis pada gambar di halaman 2 dan 3 berlabel “Merevisi Instruksi” menunjukkan bahwa data dari evaluasi formatif tidak hanya digunakan untuk merevisi instruksi itu sendiri, tetapi digunakan untuk menguji kembali validitas analisis instruksional dan asumsi tentang entri perilaku dan karakteristik peserta didik. Hal ini diperlukan untuk menguji kembali pernyataan tujuan kinerja dan item tes dalam terang data yang dikumpulkan.Strategi pembelajaran ditinjau dan akhirnya semua ini dimasukkan ke dalam revisi instruksi untuk membuat alat pembelajaran lebih efektif.

  1. Lakukan Evaluasi Sumatif (UAS)

Meskipun evaluasi sumatif adalah evaluasi pamungkas dari instruksi,tetapi pada umumnya bukan merupakan bagian dari proses desain. Ini adalah evaluasi dari nilai absolut dan/atau relatif atau senilai instruksi dan terjadi hanya setelah instruksi telah dievaluasi secara formatif dan cukup direvisi untuk memenuhi standar desainer. Karena Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.Summative evaluation bertujuan mempelajari efektifitas keseluruhan sistem dan dilakukan setelah tahap formative evaluation. melainkan melibatkan evaluator independen.

Kesembilan langkah dasar merupakan prosedur yang satu mempekerjakan ketika pendekatan sistem yang digunakan untuk merancang instruksi. Ini set prosedur ini disebut sebagai pendekatan sistem karena terdiri dari komponen berinteraksi, masing-masing memiliki input sendiri dan output, yang bersama-sama menghasilkan produk yang telah ditentukan. Data juga dikumpulkan tentang efektivitas sistem sehingga produk akhir dapat dimodifikasi hingga mencapai tingkat kualitas yang diinginkan.Ketika bahan ajar sedang dikembangkan, data dikumpulkan dan bahan yang direvisi dalam terang dari data ini untuk membuat mereka seefektif dan seefisien mungkin.

Sebelum mengakhiri diskusi kita dari model pendekatan sistem, itu harus dibuat jelas bahwa, seperti berdiri, ini bukan model desain kurikulum. Dalam rangka untuk merancang kurikulum banyak langkah lebih akan diperlukan sebelum mengidentifikasi tujuan instruksional.Beberapa teknik ini dikenal sebagai kebutuhan dan analisispekerjaan. Model yang dijelaskan di sini dimaksudkan untuk proyek-proyek pengembangan kurikulum setelah tujuan instruksional telah diturunkan.

Dalam penggunaan model ini, ada beberapa pertanyaan yang sangat penting tentang penggunaannya dan juga sebagai kata kunci cara penggunaannya, berikut pembahasannya.

Mengapa Harus Menggunakan Pendekatan Sistem?

Beberapa studi penelitian formal menjawab pertanyaan tentang efektivitas keseluruhan dari pendekatan sistem untuk merancang instruksi. Beberapa penelitian telah dilakukan pada berbagai komponen model, sangat sulit untuk melakukan studi keseluruhanyang melibatkan seluruh model. Selain itu studi yang telah dipublikasikan cenderung untuk memberikan dukungan yang kuat untuk pendekatan. Dukungan utama untuk model, bagaimanapun  datang dari guru yang telah menggunakan proses dan telah mendokumentasikan keberhasilan mereka dengan peserta didik. Berikut beberapa alasan  yang menyebutkan bahwa pendekatan sistematis untuk rancangan pembelajaran sangat efektif.

Alasan pertama adalah fokus, fokus pada apa yang harus di ketahui oleh peserta didik dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah diberikan. Tanpa pernyataan yang tepat, perencanaan selanjutnya dan langkah-langkah implementasi dapat menjadi tidak jelas dan tidak efektif.

Alasan kedua untuk keberhasilan pendekatan sistem adalah hubungan antara setiap komponen, terutama hubungan antara strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diinginkan.Pembelajaran secara khusus ditargetkan pada keterampilan dan pengetahuan untuk diajarkan dan memasok kondisi yang sesuai untuk belajar dari hasil ini. Dengan kata lain, pembelajaran tidak terdiri dari berbagai kegiatan hanya beberapa yang mungkin berhubungan dengan apa yang harus dipelajari.

Alasan yang paling penting yang ketiga untuk keberhasilan pendekatan sistem adalah proses empiris dan proses ditiru. Pembelajaran ini dirancang bukan untuk satu pengiriman, tetapi untuk digunakan pada saat kesempatan sebanyak mungkin dengan peserta didik sebanyak mungkin. Karena itu dapat digunakan kembali, perlu waktu dan usaha untuk mengevaluasi dan merevisi itu. Dalam proses sistematis merancang pembelajaran, data yang dikumpulkan untuk menentukan bagian mana dari pembelajaran tersebut tidak bekerja, dan itu direvisi sampai berhasil.

Karena karakteristik ini, pendekatan sistem yang berharga bagi pendidik yang tertarik berhasil mengajar kompetensi tingkat dasar dan tinggi bagi para peserta didik. Pendekatan berbasis kompetensi telah diadopsi secara luas di kalangan pendidik, namun, aplikasi yang paling banyak dari pendekatan sistem dapat ditemukan dalam industri dan jasa militer. Dalam lingkungan ada premi di kedua efisiensi pengajaran dan kualitas kinerja siswa. Imbalan dalam kedua situasi cukup jelas

 

Apa bentuk dasar dari rancangan pembelajaran yang sistematis?

Ketika pendekatan sistem pembelajaran dimulai, beberapa bentuk bahan ajar hampir selalu dibuat. Bahan-bahan ini awalnya disebut sebagai pembelajaran yang diprogramkan. Ketika bentuk bahan ajar ini dirubah, mereka akan membentuk menjadi sebuah paket pembelajaran dan modul. Sebuah modul biasanya dibuat dari pembelajaran yang memiliki tema yang terintegrasi, memberikan siswa informasi yang diperlukan untuk memperoleh dan menilai pengetahuan dan keterampilan tertentu, dan berfungsi sebagai salah satu komponen dari kurikulum. Sementara modul cetak (buku ajar) masih cukup populer sebagai format untuk pembelajaran. guru lebih memilih untuk menggunakan komputer, dan khususnya internet, sebagai mekanisme untuk memberikan modul yang dipilih, sebuah unit lengkap pembelajaran, atau kurikulum total.

Kebanyakan guru akan setuju dengan definisi modul yang diberikan di atas. Namun, mereka akan berbeda di sejumlah karakteristik tertentu. Misalnya, lamanya waktu yang diperlukan bagi peserta didik untuk belajar modul dapat bervariasi dari satu sampai lima belas jam. Waktu lebih mungkin diperlukan untuk anak-anak yang sangat muda. Beberapa guru akan bersikeras bahwa modul pengajaran harus mencakup setidaknya dua alternatif menampung perbedaan individual presentasi konseptual. Beberapa guru lain mungkin tidakakan setuju jika semua alternatif ini diperlukan.

Pembelajaran sistematis dirancang agar peserta didik dapat berperan aktif dengan materi yang diberikan daripada hanya membaca materi secara pasif. Para peserta didik diminta untuk melakukan berbagai jenis tugas-tugas belajar dan menerima umpan balik dari hasil kerjanya tersebut. Beberapa jenis strategi pengujian menginformasikan peserta didik apakah mereka dapat menguasai meteri yang diberikan dan apa yang harus mereka lakukan jika mereka tidak menguasai atau tidak mencapai kompetensi tersebut. Perlu diingat dua hal penting. Pertama, tidak mungkin untuk memeriksa bahan ajar dan memutuskan apakah mereka berisi semua komponen dari instruksi sistematis dirancang. Banyak faktor yang masuk ke dalam keputusan guru yang menentukan apa yang bisa dan tidak termasuk. Kedua, anda tidak dapat menentukan dengan pemeriksaan apakah pembelajaran telah dirancang secara sistematis. Pendekatan sistem adalah suatu proses yang diikuti oleh para guru, tetapi belum tentu jelas dengan mengulas materi pembelajaran. Misalnya, cukup dengan memasukkan serangkaian tujuan pada setiap awal bab dalam buku teks tidak berarti bahwa buku tersebut telah dirancang secara sistematis.

Berdasarkan uraian paragraf sebelumnya, bagaimana kita mengenali modul jika kita hanya melihat satu? Dalam bentuk yang paling sederhana, sebuah modul mencakup sebuah pernyataan untuk peserta didik yang mengatakan apa saja yang harus peserta didik kerjakan dan dalam bentuk seperti apa evaluasi atau tesnya. Modul ini berupa bahan ajar cetak serta beberapa latihan praktek. Sebuah self-test juga dapat digunakan sebelum melakukan tes terminal juga bisa dimasukkan

Sebuah modul lebih kompleks berisi semua item yang tercantum di atas, tetapi bisa juga menggabungkan sejumlah bahan alternatif atau cadangan yang mana peserta didik dapat memilih mana yang paling sesuai.  Bahan alternatif ini dapat berupa media seperti situs web atau rekaman video. Selain itu, peserta didik dapat menggunakan laboratorium untuk melakukan sebuah eksperimen atau dapat menggali informasi lain dari lingkungan sekitarnya.

Media apa yang cocok digunakan untuk pendekatan sistem?

Media apa yang cocok digunakan untuk pendekatan sistem? Rancangan pendekatan sistem pembelajaran meliputi perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi pembelajaran. Sebagai bagian dari proses ini, metode penyampaian penyampaian ini harus dipilih. Dalam beberapa kasus, hal ini sangat tepat bagi guru memberikan pengajaran, sementara dalam situasi lain, berbagai media dapat digunakan. Baru-baru ini yaitu tampaknya bahwa setiap usaha pembelajaran baru cenderung mencakup komputer. Dalam setiap contoh, pendekatan sistem adalah alat yang sangat berharga untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan, menentukan bagaimana yang akan diajarkan, dan mengevaluasi pembelajaran untuk mengetahui apakah itu efektif.

Prosedur yang akan dijelaskan untuk mengembangkan strategi pembelajaran adalah salah satu hal yang umum. Hal ini paling langsung diterapkan untuk pengembangan instruksi cetak. Namun, prosedur ini dapat dengan mudah dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi media yang dipilih guru, seperti televisi atau komputer. Spesialis media di daerah-daerah, misalnya, bisa menggunakan laporan strategi instruksional untuk membuat papan cerita O menampilkan layar. Penggunaan pendekatan sistem mencegah para perancang dari mencoba untuk membuat instruksi untuk media sebelum analisis lengkap tentang apa yang harus diajarkan dan bagaimana. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa itu adalah proses analisis, dan bukan modus penyampaian, yang menentukan keberhasilan pembelajaran.

Apakah penggunaan pendekatan sistem membuat secara tidak langsung pembelajaran menjadi individual?

Dari diskusi kita tentang pengembangan modul cetak dan pembelajaran berbasis komputer, pembaca mungkin menganggap bahwa pembelajaran sistematis sama saja dengan pembelajaran individual, itu tidak sama. Jadi, pembelajaran individu memungkinkan peserta didik untuk maju pada tingkat mereka sendiri. (Ini dianggap definisi minimal pembelajaran individual) modul cetak yang dirancang dengan baik atau berbasis komputer pelajaran tentu dapat digunakan dengan cara ini. Jadi pendekatan sistem dapat digunakan untuk merancang pembelajaran individual. Pendekatan sistem dapat digunakan pada pembelajaran kelompok, seperti yang telah disebutkan, untuk mengembangkan semua jenis kegiatan kelompok yang dipimpin guru dan interaktif. Bahkan sering terjadi bahwa ini adalah justru kondisi yang paling efektif dan efisien untuk membawa tentang hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembaca harus berhati-hati untuk membedakan antara proses merancang pembelajaran dan penyampaian pembelajaran itu. Pendekatan sistem pada dasarnya adalah sebuah proses rancangan, sedangkan guru, modul, komputer, dan televisi adalah mekanisme penyampain atau media untuk menyampaikan pembelajaran. Mekanisme penyampaian ini dapat digunakan oleh satu atau beberapa peserta didik dalam waktu yang bersamaan. Sebagian besar dari proses rancangan adalah menentukan bagaimana pembelajaran dapat disampaikan dengan efektif

Penerima dari penerapan pendekatan sistem untuk rancangan pembelajaran adalah pembelajar individu. Perhatian diberikan untuk menentukan apa yang harus dipelajari dan apa yang sudah harus diketahui peserta didik dalam rangka untuk memulai pembelajaran. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan yang harus dipelajari dan disajikan dalam kondisi terbaik untuk belajar. Peserta didik dievaluasi cukup dengan instrumen yang mengukur keterampilan dan pengetahuan yang dijelaskan dalam tujuan, dan hasilnya digunakan untuk merevisi pembelajaran sehingga akan lebih efektif dan peserta didik dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Mengikuti proses ini menyebabkan perancang untuk fokus pada kebutuhan dan keterampilan peserta didik dan hasil dalam penciptaan instruksi yang efektif

 

Buku ini telah ditulis untuk kedua pembelajar (dick and carey) yang ingin tahu lebih banyak tentang pendekatan sistem untuk rancangan pembelajaran dan perancang pembelajaran yang mungkin mulai mengejar karir di bidang ini. Buku ini juga ditujukan untuk guru sekolah umum, profesor universitas, pelatih industri, dan instruktur militer. Kami yakin bahwa model dan prosedur yang sama berlaku di kedua sekolah dan pengaturan non sekolah.

Oleh karena itu, dalam contoh kita dari berbagai aspek penerapan proses rancangan yang sistematis, kami telah menyertakan pembelajaran yang ditujukan untuk semua kelompok usia, dari anak kecil sampai dewasa.

Siapakah yang harus menggunakan pendekatan sistem?

Sewaktu Anda mempelajari model rancangan pembelajaran, kami berharap Anda dapat menggunakannya untuk merancang beberapa pembelajaran, Anda akan menemukan bahwa dibutuhkan waktu dan usaha. Anda mungkin akan berkata, “Aku tidak pernah bisa menggunakan proses ini untuk mempersiapkan semua pembelajaran saya,” dan Anda mungkin benar. Guru yang memiliki hari-hari tanggung jawab pembelajaran dapat menggunakan proses untuk mengembangkan hanya sejumlah kecil pembelajaran tertulis atau dimediasi pada waktu tertentu. Proses ini juga dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk memilih dari antara bahan yang ada dan untuk merancang pembelajaran yang tidak berbasis bahan.Kami telah menemukan bahwa hampir setiap guru yang telah mempelajari proses telah datang pergi dengan dua reaksi. Yang pertama adalah bahwa mereka pasti akan segera mulai menggunakan beberapa komponen dalam model, tetapi tidak semua dari mereka. Reaksi kedua adalah bahwa pendekatan mereka terhadap instruksi tidak akan pernah sama karena wawasan mereka telah diperoleh dari menggunakan proses. Kelompok kedua pengguna pendekatan ISD berkembang cukup pesat.Mereka biasanya disebut sebagai perancang pembelajaran, karena mereka dilatih untuk menggunakan pendekatan sistematis untuk merancang sistem pembelajaran baru atau memperbaiki sistem yang sudah ada.Full-time Tugas mereka adalah untuk menciptakan program pembelajaran ditiru yang efektif dengan populasi pelajar tertentu.

Berbeda dengan guru yang mungkin bekerja sendiri, perancang pembelajaran sering bekerja dengan tim spesialis untuk mengembangkan pembelajarannya. Tim ini biasanya akan mencakup konten yang lebih mengerucut atau spesialis, spesialis produksi media, seorang spesialis evaluasi, dan manajer. Pendekatan tim mengacu pada keahlian dari spesialis untuk menghasilkan produk yang tidak dapat menghasilkan sendiri. Dalam pengaturan ini ada premi ditempatkan pada keterampilan interpersonal, karena tampaknya semua orang memiliki ide-ide tentang cara terbaik untuk melakukan apa yang perlu dilakukan.

  1. Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Dick and Carey

Model Pembelajaran Dick and Carey memiliki Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangan sebagai berikut:

  1. Karakteristik Dick and Carey Model
  • Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan tidak boleh ada yang dilewati.
  • Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreatifitas pengajar
  • Model Dick and Carey menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan program rancangan.
  • Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk unit dan modul
  • Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim dengan banyak anggota dan beberapa sumber yang berbeda
  1. Kelebihan dari Dick and Carey Model adalah:
  • Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
  • Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan
  • Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti
  • Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya
  • Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.
  1. kekuranganmodel Dick and Carey;
  • Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
  • Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut
  • Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
  • Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
  • Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).
  • Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran